18.19

Antara HAIKU atau SENRYU ?

Diposting oleh Imron Tohari

# 1

Kemarau, sawah ladang kering
Petani berebut ranting
Krakk!
Di dapur, perempuan menanak nafas

# 2

Hujan, laron-laron berebut cahaya
Lihat! Tanpa sayap
Mereka mati
Berserak di bawah tingkap

_____________________________________________
@ Imron Tohari_ lifespirit, (2 Haiku, 27 February 2010)

Sharing dengan sahabat baikku DaveSky seputaran “HAIKU”, 1 Maret 2010
DaveSky :
Baris 1 : 5 suku kata
Baris 2 : 7 suku kata
Baris 3 : 5 suku kata... Lihat Selengkapnya

3 Baris itu dalam 1 bait. Mengenai jumlah baitnya terserah.

Lifespirit :
Nah itu aku faham sahabatku, seperti yang pernah kita bahas di taman Y!A.

masalahnya aku sempat bingung juga saat membaca Haiku Taaigi,1709-1772/ hal.22 buku Setanggi Timur, AMIR HAMZAH.

aku cukilkan :

Permainya rambut dara,
Walaupun panas terasa!
Alangkah merdu bulbul berlagu,
Lupa ia diri di sangkar.

DaveSky :
Iya, aku pernah mendengar haiku taigi. Tapi jangan lupa saudaraku, Karya Amir Hamzah dalam Setanggi Timur itu adalah karya translasi. Amir Hamzah adalah penyair Indonesia yang paling konsisten menerjemahkan haiku.

Ada beberapa perbedaan persepsi setelah aku melihat karya Amir Hamzah dalam translasinya terhadap haiku :

Haiku dalam jepang, lebih kepada 17 suku kata bahasa kanji. Sedangkan dalam haiku versi Amir Hamzah, lebih cenderung kurang atau sama dengan 17 kata. Ini memang menimbulkan persepsi yang berbeda.

Lifespirit :
Pendapat sahabatku DaveSky memang tidak salah ( seperti yang banyak kita tahu sebagian besar pendapat serupa di googling ).

Bahkan di antologi AMIR HAMZAH " SETANGGI TIMUR" juga ada sekelumit penjelasan tentang haiku ( baca: haik ) :

" HAIKU, nama sajak sependek-pendeknya dalam sastera Jepang, terbentuk dari 17 patah-kata,terkandung dalam tiga baris, keganjilannya lagi, bahwa sajak ini tiada bersajak dan tiada pula berima, tetapi tiada mengapa, sebab bahasa Jepang itu maha merdu" ( hal. 31 )

saya cukilkan beberapa Haiku dengan susunan baris/jumlah baris yang beda, dan dari sini muasal kebingunganku.

______________________________
yang ini sesuai pakem di atas :

Paya tua beradu cendera
Tersingkir, sunyi
Katak terjun,plung.


( Karya Basho, putera samurai rendah, yang pada tahun 1684 menjelajahi tanah Jepang )
_______________________________

_______________________________

Ini yang aku bingung, hanya dua baris, tidak sesuai pakem di atas :

Wah, layang, dukung aku
Larikan aku dari sangkar suka

(Haiku Tama, kupu malam)

_______________________________

_______________________________

Yang ini juga HAIKU DUA BARIS :

Alangkah cemburu
Burung di sangkar memandang kupu!

(Haiku Issa, 1763-1827 ; Issa adalah anak seorang tani Kobayashi Yagobei di Koshiwabara,lahir dalam tahun 1763, murid Sogan, seoarang pujangga termahsyur di Yedo, beliau inilah menghiduopkan api-syair dalam sanubari Issa.
meninggal dalam tahun 1827.

DaveSky :
Sebenarnya gini life, kita tak bisa membandingkan aksara kanji dengan Indonesia. Aku berani bertaruh semua yg kau tuliskan haiku di atas itu pasti versi Kanjinya sesuai pakem. Ketika ditranslasikan ya pasti akan buyar.

Seperti yang aku katakan barusan. Kecenderungan haiku ketika ditranslasikan berubah menjadi 17 kata, bukan 17 suku kata lagi seperti aslinya.

Lifespirit:
akupun juga berpikiran seperti itu, sahabat Robert M waktu itu kalau tidak salah ingat, pernah menulis di Y!A answer bahwa Haiku sangat kurang tepat diterapkan di kita, sebah secara tekstual bahasa Kanji dan Bahasa Indonesia jauh beda. Dia lebih senang mengatakannya dengan puisi mini kata. Dan coba cermati dari cukilan haiku diatas, di ... Lihat Selengkapnyasana kalau aku hitung rata-rata 17 kalimat utuh perbaitnya ( bukan 17 kata patah ).

DaveSky:
Tapi gini:

Quote :

Aturan 5-7-5 untuk haiku moderen tidaklah wajib, fakultatif, asalkan prinsip singkat padat masih dipertahankan sebagai tali nyawa haiku

selamat berhaiku dan berhaikulah menurut gaya dan cara sendiri

==========================

Aku lebih setuju dengan pendapat "Berpuisilah sesuai gaya dan karaktermu". Tapi dengan "berhaikulah sesuai gaya dan karaktermu", aku tak sependapat. Haiku adalah sebuah teknis, di mana di dalamnya pasti terdapat patron. Sama seperti pantun, soneta, dll, semua memiliki teknis kaidah,

Kita tak bisa bilang haiku revolusioner, haiku modern, atau haiku apa lah. Haiku tetaplah haiku dengan kaidahnya. Kalau mau bikin 3 baris versi Indonesia, jangan bilang Haiku jika kita tak mengikut patron haiku itu sendiri.

Lifespirit:
@ DaveSky : sharing yang menarik DaveSky sahabatku. Aku petik dari Penyair Asahan :

HAIKU: Menurut hukum Haiku klasik baris-barisnya tersusun menurut sistim suku kata (syllabel) 5-7-5
Tidak mempuyai sampiran seperti pada pantun.

Bentuknya lebih singkat daripada pantun

Isi Haiku berupa penggambaran atau pelukisan situasi yang penulis Haiku-nya tidak banyak turut
campur atau intervensi ke dalam situasi yang digambarkannya.

Haiku dalam perjalanannya yang sudah berabad abad mengalami perubahan-perubahan, restorasi
bahkan revolusi meskipun hukum-hukum yang paling dasar masih tetap dipertahankan. Sedangkan
Pantun relatif tidak berubah dan juga tidak lebih berkembang dibandingkan dengan Haiku yang
masih tetap populer hingga sekarang bahkan menyebar ke seluruh dunia menjadi Haiku Internasional.

Sudah tentu masih bisa dicari perbedaan-perbedaannya yang lain bila ingin lebih serius lagi dalam suatu penelitian ilmiah. Saya sendiri membuat Haiku menurut semangat Masaoka Shiki yang membolehkan setiap orang membuat Haiku untuk kesenangan diri sendiri dengan mengabaikan formalisme, grammatika, tidak memaksakan seni secara dibuat-buat dan juga Shiki mengatakan bahwa seni yang bernilai adalah seni penggambaran hidup sebagaimana adanya.

Asahan:

Tiga Haiku Bashõ *

1)

Dingin, dingin
ketika di siang hari
aku mengurut tumitku
yang bersentuhan dengan tembok


2)

bunga iris
terletak di kakiku
bagai tali sandal berwarna biru

3)

Betapa aku ingin
menghapus
debu dunia ini
dengan ini titik-titik embun


* Bashõ adalah seorang penyair Haiku Jepang yang terbesar. Dia lahir
sekitar tahun 1644 dan melakukan pengembaraan jalan kaki di seluruh
Jepang dan membuat begitu banyak haiku-haiku yang indah dan juga
menulis prosa. Tapi seorang penulis Haiku lainnya yang juga cukup
terkenal Masaoka Shiki (1867-1902) pernah menulis esay provokatif yang
mengatakan bahwa sementara haiku-haiku Bashõ adalah palsu. Shiki
adalah juga seorang pembaharu dan dia merevolusionerkan Haiku Jepang
menjadi haiku moderen. Menurut Shiki, Haiku harus dibebaskan dari
formalisme dan seni yang dibuat-buat dan dia mengatakan: "Lupakan itu
aturan-aturan gramatical dan menulislah menurut kesenangan dirimu
sendiri ". Masaoka Shiki pernah bekerja di majalah seni "Hotogisu" dan
dia meninggal oleh penyakit tbc karena bekerja sangat keras termasuk
membacai ribuan haiku sebagai salah satu pekerjaannya.

P.S.
3 haiku Bashõ di atas diterjemahakan oleh Asahan dari bahasa Belanda.

Asahan,
Hoofddorp, 1222010

DaveSky:
@Life : Iya. Benar, informasi yang baru ditulis itu aku sudah membacanya. Tentunya dari sudut pandangku, aku menarik kesimpulan menjadi :

1. Haiku adalah haiku, ketika ia menjadi aksara Kanji, maka ia haiku, namun ketika keluar dari aksara itu, maka ia jadi puisi pendek.

2. Pemahaman yang telah saya teliti (yailah bahasanya), saya menarik sebuah benang antara haiku Jepang dan haiku Indonesia, yaitu haiku Jepang kurang dari atau sama dengan 17 suku kata, sedangkan Indonesia, setelah ditranslasikan akan menjadi kurang dari atau sama dengan 17 kata.

Walaupun sebenarnya kalau mau,dengan bahasa Indonesia pun kita bisa membuat haiku sesuai patronnya.

3. Perlu kuluruskan dalam hal ini, Aku berkata bahwa HAIKU SHIKI bukan HAIKU, tapi SENRYU, SENRYU ini lah haiku yang modern, yg revolusioner, tak mengambil dari segi alam lagi, tak terikat silabel lagi.

4. Kebanyakan HAIKU sekarang adalah SENRYU, apalagi setelah banyak dikembangkan dan diadopsi di negara lain.

Salam jabat hati.

Lifespirit :
From Wikipedia, the free encyclopedia
Jump to: navigation, search

Senryū (川柳?, literally 'river willow') is a Japanese form of short poetry similar to haiku in construction: three lines with 17 or fewer total "on" (often translated as syllables, but see the article on onji for distinctions). Senryū tend to be about human foibles while haiku tend to be about nature, and senryū are often cynical or darkly humorous while haiku are more serious. Unlike haiku, senryū do not include a kireji (cutting word), and do not generally include a kigo, or season word.

DaveSky :
Itu artinya apa ya? Agak susah bahasa Inggrisku Life..Hihihi

Lifespirit:
@ DaveSky : Dasarrrrr... Dodoooollllll... wkwkkkk

DaveSky :
Oh iya, satu lagi tambahan sedikit, membuat Haiku atau Senryu, jangan pernah memakai JUDUL, kerna akan membatasi peta ruang HAIKU dan SENRYU itu sendiri.

Lifespirit:
Sharing yang bersahaja. Trims sahabatku, semoga apa yang kita sharingkan ini memberi arti manfaat. amin3x.

salam lifespirit!

DaveSky :
Amin Life, amin!

Salam jabat hati!

Akhirnya karya di atas apa termasuk HAIKU atau SENRYU, semua saya kembalikan pada pemahaman masing-masing individu, yang tentunya punya alasan tersendiri yang mereka jadikan acuan. Berpulang dari adanya perbedaan pandangan tersebut, tujuan terpenting penciptaan karya, semoga karya di atas bisa dipetik manfaatnya dari makna yang tersirat maupun yang tersurat, untuk bisa dipetik sinergi positipnya dalam memandang kehidupan ke depanya. Amin3x.

Salam lifespirit!

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Bahasan yang menarik, saya suka. Maju terus, sahabatku; salam lifespirit!

Posting Komentar